Pages

Thursday, March 13, 2014

Ghurur

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh..
Seperti biasa, MQFM time nih, 102.7 FM Bandung. Ga kerasa udah malam Jumat lagi, alhamdulillah. Yah walaupun cuma bisa streaming..hehe. Tadi Aa Gym langsung yang jadi penceramahnya, seperti biasa.

Kali ini topiknya tentang Ghurur.. Berikut adalah yang saya tangkap dari penjelasan Aa Gym mengenai Ghurur ini. Cekibrot! :)

Apa itu Ghurur?
Ghurur berarti orang yang terpedaya, salah menilai dirinya sendiri, atau orang yang tertipu. Misalnya, orang yang merasa hebat, padahal dipandangan Allah ia tidak ada apa-apanya, orang yang kotor padahal dipandangan Allah ia itu hina. Berikut adalah ayat yang berkaitan dengan ghurur ini.
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.
- (QS: Luqman Ayat: 33)

Orang yang tertipu, yaitu orang yang merasa mulia dengan aksesoris dunia (punya pangkat, kedudukan di masyarakat, dan lain-lain). Contoh lainnya yaitu orang tua yang bangga dengan kelulusan anaknya, padahal selama kuliah anaknya tersebut tidak sholat, tidak mengaji.. nah mereka disebut orang yang tertipu. Jadi jangan pernah tertipu jika Allah menitipkan dunia, karena itu berarti Allah sedang memberikan cobaan-Nya. Cukup ingat bahwa yang mulia adalah yang bertaqwa pada-Nya.

Seperti banyak kejadian yang terjadi berlakangan ini..orang-orang yang tahu ilmu agama (yang menyebut dirinya Ust.), tapi mereka sendiri tidak mengamalkannya, pasti Allah akan membuka aibnya secara perlahan. Karena orang yang mulia itu bukan seseorang yang ilmunya banyak, tapi orang yang benar-benar mengamalkannya.

Ada juga orang yang sering mengaji, tahajud, shaum (puasa)..tapi apakah Allah terima ibadah-ibadahnya itu?? Belum tentu, karena semua adalah tergantung hati dan pemikiran seseorang itu. Jika ia ternyata mengharap yang lain selain Allah (misalnya pujian makhluk), maka ibadah yang dilakukannya itu tidak ada apa-apa bagi Allah..karena justru hal itu membuat hati kotor (riya', dengki, dan lain-lain), sedangkan ibadah itu seharusnya membersihkan hati kita. Allah mengetahui apa yang ada di hati kita.

"Perjalanan biasanya bisa memperlihatkan bagaimana akhlak seseorang. Jadi jika ingin tahu bagaimana akhlak seseorang, cukup mengajaknya dalam perjalanan jauh, maka akan kelihatan seperti apa dia."

Cukup ingat bahwa Allah tidak melihat kepada rupa maupun harta, tapi hati dan amal. Lakukan apapun yang Allah suka, yang penting Allah dapat menerimanya..karena Allah tahu mana yang acting atau tidak.

Karena itu..
Periksa hati.. ingin dinilai oleh siapa?
Misalnya sedang mengaji, tanyakan ke hati: "Perlukah saya mengaji dengan volume suara sekencang ini.. Sebenarnya saya ingin dinilai oleh siapa.."
Tanyakan hati.. karena hati-hati lah jika ternyata jawaban hati adalah ingin dipuji manusia lainnya.

Periksa hati..agar semua yang kita lakukan diterima oleh Allah. Mengapa mengharap pujian makhluk lain? Berharaplah hanya pada Allah.

Hanya belajar periksa hati.. ini acting atau bukan.. ini untuk Allah atau bukan.. periksa. Jangan sampai salah niat.. Ingin dikagumi, ingin kedudukan disisi makhluk (manusia lain).. itulah Ghurur!

Sebaiknya, kita menyibukkan diri dengan apa yang Allah tahu tentang diri kita (dosa, kebohongan, kedengkian), bukan sibuk dengan penilaian orang lain. Sibuklah dengan penilaian Allah Yang Maha Tahu.

Tidak usah ingin dikagumi, jangan pakai rekayasa, tidak perlu ingin kedudukan dihadapan makhluk lain.. Niatkan bahwa cukup mengabdi pada Allah.

Pikirkan lagi, tanya hati.. Apa yang didapat selama ini? Pahala atau dosa? Saya ingin menjadi ahli surga atau neraka? Kelakuan saya ini lebih pantas untuk saya yang ahli surga atau ahli neraka?

Tidak perlu memikirkan kejelekan/dosa orang lain, karena mereka sudah punya catatannya sendiri, sudah ada yang mencatatnya. Tapi..pikirkan dosa diri sendiri. Jangan sampai sibuk memikirkan dosa orang lain, sehingga Allah menutup kesempatan untuk memikirkan dosa diri sendiri, rugi!

Intinya, selalu periksa hati..

Sekian yang dapat saya tulis. Maaf jika ada salah penulisan. Kesempurnaan hanya milik Allah swt, kesalahan hanya datang dari diri saya sendiri.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan membuka mata kita semua.

Wassalammu'alaikum warahmatullaahi wabarokaatuh..

No comments:

Post a Comment