Pages

Saturday, March 30, 2013

Mentolelir Kejujuran

Betapa indahnya menjalin hubungan jika didasarkan atas kejujuran, kasih sayang, saling pengertian, saling percaya.. lebih-lebih jika hubungan tersebut telah dirahmati Allah karena pasangan kita adalah rang yang halal bagi kita (baca: sudah menikah). Karena saya belum pernah merasakan pernikahan, dan bagaimana indahnya pacaran setelah menikah, maka saya tidak akan sampai kesana menjelaskannya haha. Hump, yah, ini seputar gaya pacaran anak muda jaman sekarang, mungkin untuk seterusnya juga.

Dalam menjalin hubungan, rasa saling percaya memang harus yang utama. Untuk apa menjalani 'pacaran' tapi saling curiga? Yah mending ke laut ga usah aja.. Sibuk dengan pikiran sendiri itu kadang melelahkan :p


Banyak pacaran yang terlihat melelahkan di mata saya. Contohnya, ada sebuah pasangan, si Jono dan si Jena. Setiap kemana-mana, si Jena harus melapor kepada si Jono untuk meminta persetujuan, begitu juga sebaliknya. Yah, kata saya sih terlalu lebay.. Sebenarnya cukup izin ke orang tua sudah cukup. Meminta persetujuan?? Hellooooo kalian SUAMI ISTRI? Kalau sudah dewasa, harusnya bisa menentukan mana yang baik untuk diri sendiri..

Yang terlihat mengesalkan si seperti ini.. Si Jono yang setiap mendapat perlakuan 'baik' dari wanita-wanita, ia menceritakannnya kepada si Jena.
Jono: "Sayang..tadi si Tari meluk-meluk aku.."
atau
Jono: "Sayang..tadi si aku nonton bareng Lisa.."
atau ditambah..
"kemarin aku ngajarin si Ely belajar, terus waktu itu juga si Mita dateng ke rumah, bikinin aku mie waktu kamu ga ada.."

OH YEAH! :D
Jujur sih jujur, tapi ya ngga gitu jugaaaa :D
Itu niatnya apa sih memangnya? Pengen buat si Jena nya cemburu?

Kalau dari sudut pandang saya, si Jono sudah buruk dimata kekasihnya. Memang kita harus jujur, tapi ada beberapa hal juga yang perlu dipertimbangkan ketika ingin jujur.. Jujur seperti diatas itu kurang tepat pemakaiannya, alyas terlihat menyedihkan dimata wanita. Ingin si cewe cemburu? OH MEN.

Mungkin penjelasan dari Bang Tere (Darwis Tere Liye) berikut, bisa mewakilkan apa yang saya maksudkan.


Sebenarnya, buat cowok yang merasa dirinya keren, bangga bisa mempermainkan wanita, merasa laku, banyak cewek tergila-gila, habis manis sepah dibuang, dsbgnya, maka sungguh sebenarnya dari sudut pandang tertentu dialah korban. Bukankah banyak sekarang? Mulai dari cowok2 yg memang playboy, hingga yg sudah menikah, punya korban dimana2, malah tidak malu jadi tontonan ratusan juta orang. Memuaskan nafsu. Seolah dia membuat banyak wanita bertekuk lutut dengan uang, materi. Lupa kalau dialah sebenarnya korban.
Korban dari kebodohan diri sendiri.
Nabi memberikan nasehat, “Tidaklah aku tinggalkan sebuah fitnah (cobaan) setelahku yang lebih berbahaya terhadap kaum laki-laki melebihi fitnahnya kaum wanita.” H.R. Bukhari.
Jadi, tanpa dia sadari, dia sesungguhnya telah tenggelam atas keburukan yang amat buruk. Dan fatalnya, merasa bangga pula atas keburukan tersebut, bersenang-senang. Ngasih hadiah mahal2, seolah tajir berat. Hebat berat. Maka, terlepas dari wanita-wanita yang jadi korbannya, sekali lagi, sejatinya cowok inilah yang jadi korban terbesar. Korban dari kebodohan dirinya sendiri.
Wanita, berhati-hatilah atas cowok seperti ini. Karena kalau kalian jadi korbannya, mau saja diajak pergi berdua, dipegang-pegang, akan lebih rumit lagi situasinya, masa' kalian mau jadi korban dari orang yang menjadi korban kebodohan dirinya sendiri? Pusing sekali menjelaskan status kalian.

Hmm, cukup jelas. Jadi, hati-hati.. mari :)

No comments:

Post a Comment