Pages

Wednesday, September 14, 2011

Kencana? atau Bencana?

Maaf baru posting.. hanya saja saya sedang lelah dengan pikiran-pikiran saya belakangan ini.. Saya sedang takut dengan kemungkinan terburuk yang terjadi pada sahabat saya.

Kejadiannya dua minggu yang lalu.. Tanggal 5 September 2011.
Saya masih di Sumbawa pada hari itu, dan malemnya jam 9 saya harus berangkat ke Mataram karena pesawat saya menuju Jakarta akan take off pada jam 6.55 pagi dari Mataramnya.

Dua hari sebelumnya, tanggal 3 September, saya dan anak-anak SD (temen-temen yang waktu itu sekelas dengan saya di SD) pergi ke rumah Dita, dikitan kok yang datang..cuma tujuh orang kalo ga salah. Padahal waktu itu saya absen 51 lah di kelas!! Karena waktu itu saya cuma murid baru.. Ya gitu..ga tau pada kemana, pada nyebar, kayanya karena ada yang kurang dapat informasi..heu. Nah, pas di sana itu dah muncul rencana mau ke pantai Kencana. Temen-temen setuju.. sedangkan saya masih yang 'oke, lihat nanti saja' aja pada saat itu, karena saya juga mikir orang tua saya tuh..takutnya mereka tidak mengizinkan..



Ya.. benar saja.. Yang aslinya tanggal 4 itu perginya, jadinya batal karena yang ngirim konfirmasi buat ikut tuh dikitan. Dan Dita juga pada hari itu tuh lagi ada acara sama teman-teman SMA..bisanya tanggal 5. Yaudah tanggal 5. Jadi tanggal 4 itu saya mulai packing.. Ga tau,lagi pengin aja, supaya lebih tenang. Nah, saya kan minta izin lagi jadinya buat yang tanggal 5 ke orangtua. JGERRR.."tar malem berangkat, mending istirahat di rumah! Ga usah ke mana-mana.." katanya. Huah, lumayan puas, soalnya saya bisa ngurusin kekurangan-kekurangan buat di bawa ke Bandung. Beeeh..ada masalah lagi, di jarkomnya, temen-temen bakal ngumpul di rumah saya!!! AHHHHH! Saya harus gimana lagi.. Dan katanya, ngumpulnya abis zhuhur. Sebelum zhuhur, ternyata Fauzan (sepupu saya, dan waktu itu sekelas juga waktu SD) dateng ke rumah, Alhamdulillah. "Jan, kamu ikut ga?", "Tapi kalo mau ikut, ayoo.. kalo nggak ya nggak.. Eh, kamu kan ntar malem berangkat?", "tapi anak-anak ngumpulnya di sini.. Ikut hayuu Jan..", "Yaudah..hayu-hayu aja lah. Males aku sebenernya..panas juga." YES! Fauzan ikut..jadinya saya bisa nebeng.. Terus izin lagi ke mama saya, yah..mama udah ngizinin.

Dan, di tungguin nih.. abis zuhur, belum ada yang dateng dong! Ga berapa lama, Dita dateng ke rumah (Fauzan udah pulang, pengin ngambil jaket). Eh..ternyata yang lainnya juga pada dateng! Tapi nunggu di luar. Udah aja..jadinya disuruh masuk ke rumah. Udah rame nih.. tapi cewenya cuma berdua, saya sama Dita. Terus saya tanya, Sri mana??? Udah di kabarin???? Dan saya langsung ingat..dia emang ga bisa dihubungi.. HPnya ada di kakaknya (simnya ada di dia), heu. Langsung aja ijin sama yang lainnya buat jemput Sri, yaa..jemput aja, katanya. Karena motor saya di belakang dan nggak di pake juga nantinya, saya pinjem motor Aan. Saya langsung meluncur ke rumah Sri.. Dan benar saja, dia belum siap karena emang ga tau kabar itu.. Waktu itu dia lagi layani orang yang belanja di kiosnya.. Pertama saya tanya mau ikut ga, dan katanya iya. Yaudah, disuruh siap-siap sama saya.. Dia juga cerita tentang saya pergi ke Bandung lagi, "Eh..kiraen tadi malem kamu berangkatnya." Terus kata saya, "Bukan Sri..tar malam.." Selama nunggu Sri, saya ngobrol-ngobrol sama bapaknya.. Saya langsung izin ngajak Sri,buat ngumpul teman-teman SD.. Terus ditanyaen mau kemana, terus kapan balik juga.. Pas Sri udah siap, saya pamit lagi dengan orangtuanya. Tapi saya ga cium tangan mamanya, karena waktu itu sedang potong ayam.


Akhirnya, kita ngumpul di rumah saya dan siap pergi. Saya juga sudah siap dengan helm saya. Keluar dari rumah..saya lama ngikutin Sri jalan dari belakang.. "Sri..kamu sama siapa?", dia diam sebentar kemudian menujuk Dita "sama Dita" katanya. Jadinya..Sri nebeng di Dita, dan kami meninggalkan rumah sekitar jam 2 lewat. "Hati-hati, Zan, pelan-pelan.. hati-hati.." kata mama saya.

Di perjalanan..kami pelan-pelan. Ya sadar sih, ada cewek yang bawa motor.. Saya dan Fauzan berada di belakang motor Dita. Kami pun membicarakan tentang ketidakpantasan cewek yang harus membawa motor berdua dalam perjalanan jauh seperti itu. Harusnya Dita nebeng di siapa, Sri nebeng di siapa, kaya gitu.. Perjalanan sudah jauh ni.. tiba-tiba saja..
..
..
..

terdengar hantaman hebat di depan saya. Ga niat ingin menoleh..jadi saya hanya bersembunyi di balik helm Fauzan yang motornya sudah berhenti sejak tadi.. Saya takut kalo suara itu tu berasal dari rombongan teman-teman saya.. "Turun-turun!!!" bentak Fauzan tiba-tiba. Saya turun dengan kaku..dan seekor sapi tiba-tiba berlari di depan saya menuju arah kiri. Gila.. dengan diam..saya melihat Sri tergeletak di aspal..di tengah jalan.. Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah.. :'(

Sri diangkat dengan orang-orang disekitar situ. Yang jatuh bukan cuma Sri, tapi Dita. Sejak melihat itu, saya sudah tidak sadar dimana saya berada, sepertinya saya masih berdiri. Ketika sadar bahwa saya sadar bahwa saya juga ada di tengah jalan, saya langsung menyusul Sri dan Dita yang langsung di bawa oleh orang-orang ke Puskestu (Pusat Kesehatan Pembantu) yang berada tepat di depan tempat kejadian. Saya menengok ke atas..dan ternyata posisi saat itu di Gerbang Sumbawa Besar..karena di sana bertuliskan "Selamat Datang di Kota Sumbawa Besar".

Di puskestu terdapat 2 ranjang, Sri di ruang depan dan Dita diletakkan di ruang belakang. Kedua-duanya sangat lemas, terdiam dan masih melek dengan tatapan kosong, shock.. Entah apa yang harus saya lakukan pada saat itu, saya bingung. Teman-teman yang lain juga sangat panik, terlihat dari mereka yang sejak tadi mondar-mandir tak karuan. Saya terus mengipas-ngispas Dita yang dalam keadaan butuh oksigen. Awalnya ruangan-ruangan itu memang sangat ramai, namun untuk membuat keadaan lebih baik lagi maka kapasitas orang di ruangan tersebut harus dikurangi. Sesekali saya menengok Sri yang sejak tadi mengerang kesakitan.. Ya Allah Sri.. :'(

Dita bertanya kepada saya, "Kenapa aku? Di mana aku sekarang?" Dan aku menjawab seadanya, menjawab yang sebenarnya. Dita, orang yang kuat, saya yakin. Namun tetap masih khawatir dengan keadaan yang sebenarnya. Pertanyaannya memang aneh, seperti tidak mengingat kejadian tadi..mungkin karena masih kaget. Saya kembali melihat Sri yang daritadi mengerang kesakitan sambil memegang kepalanya.. ya Allah Sri.. tahan.. :'(  Saya mencoba memanggilnya "Sri..", "Hmm", "Sri..", "Hmm.." Alhamdulillah..masih mengingat namanya. "Dimana aku?"
 "di puskestu Sri e.. Sri.."
"Hmm"
"Masih ingat aku?" Kata saya sambil menunjuk wajah saya. Sri mengangguk.. Alhamdulillah..dia masih ingat..kata saya :'( Dia masih terus memegang kepalanya dan berteriak, "sakit kepalakuuuu.."

Dita yang sejak tadi tertidur juga mengatakan kalo kepalanya pusing. Dia ga jarang ngerubah posisi tidurnya, kemudian dia duduk. "Dit, tidur dah..","Nda moh..pusing.. pengin muntah". Saya menyuruh Dita untuk muntah, tapi dia tidak mau..
"Dita.." kata saya. "Hmm..". "Dita..". "Hmm.." nadanya masih lemah.. Tiba-tiba nadanya mulai tinggi ketika melihat kerudungnya yang diletakkan di atas kursi. "Ih, siapa yang buka kerudungku?? ih, kenapa aku di sini??", "Tadi kamu jatuh..sama Sri.." kata saya. "Bagaimana motorku?? nda kenapa-kenapa??" #GUBRAK kenapa harus motor Щ(ºДºщ)
"Sri yang kenapa-kenapa Dit, motormu nda kenapa-kenapa kok..", "Betul ne?? Motor bapakku tu..tadi aku nda bilang ke bapakku.." #JIAH
"Udah bisa jalan qe? ke sana ne..lihat Sri.." kata saya sambil menunjuk ruang yang di depan..

Dan Sri ternyata sudah muntah-muntah sejak tadi.. Saya masih awam, saya ga tau kenapa dia terus-terusan muntah. Saya kira, itu sesuatu yang normal, heu. Teman-teman lainnya yang sejak tadi mencari tumpangan untuk bisa membawa Sri ke RSU belum juga muncul. Sudah jam setngah 4..

Tak berapa lama, bemo kuning muncul (sejenis angkot). Dengan panik, kami mengangkat Sri ke dalam bemo. Yang di angkot tu saya, Aan, Bonang. Sri dipangku oleh Aan, saya memegang kepalanya dan Bonang memegang kakinya. Teman-teman yang lain menyusul dengan motor dari belakang. Di perjalanan, Sri terus bertanya-tanya sambil melihat ke arah saya, "Siapa yang jemput aku?"
"Aku Sri..Adhe.."jawab saya. "Sama siapa aku jatuh tadi?". "Sama Dita Sri.."
Trus bertanya lagi, "Siapa yang jemput aku tadi?" Saya lalu menjawabnya lagi.. kemudian ditanya lagi "Sama siapa aku jatuh tadi?".. dan itu diulang terus menerus..

Sesampainya di UGD (sudah jam 4 kurang), Aan langsung mendaftarkan Sri.. Sedangkan Sri langsung dimasukkan ke dalam ruangan. Saya dan Bonang menunggu di luar, dan juga menunggu teman-teman  lainnya untuk datang. Saya juga lupa urusan dengan bemo tadi! AH! Kayanya lupa di bayar!

Petugas UGD (mungkin juga dokter,karena setelannya putih semua. Tapi ga tau tah,soalnya duduknya di bagian yang nerima pasien) manggil perwakilan keluarga atau siapa aja. Terus saya bilang "keluarganya belum datang, teman-teman lagi mau ngubungi.." Kemudian saya disuruh ke dalam, sendiri, temenin dia.

Di ruangan, saya melihat Sri yang sudah di kasi infus.. Saya bertanya-tanya lagi.. "Sri..masih ingat aku?"
"Siapa kamu?" katanya.. heu
"Adhe Sri.. Adhe.."
"Oh.. Adhe.." katanya lagi seperti sambil mengingat-ngingat..
Kemudian saya memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tadi saya jawab di bemo.. "Siapa yang jemput tadi?" Dia terdiam sebentar, kemudian menjawab, "Ayun.."
"Siapa Ayun tu??" kata saya penasaran. Saya masih mengelus-ngelus dahinya dengan tangan saya..
"Ayum.. Opi.." jawabnya. Saya salah dengar..kiraennya Ayun.. Ayum..hmm mungkin dia adalah temannya waktu di akbid..
"Siapa Ayum Opi tu?", "Ayum.. Opi.." jawabnya lagi.
"Siapa yang jemput tadi??", ''Ayum.. Opi.."
"Adhe Sri.. Adhe..", "Oh iya..Adhe.."
"Siapa dah aku??" kata saya sambil menunjuk wajah saya. Dia kebingungan melihat saya, awalnya saya mengira dia sedang akting..heu (⌣́_⌣̀). "Siapa kamu?" tanyanya lagi.. Ya Allah..
"Adhe Sri.. Adhe..", "Oh iya.. Adhe.." katanya dengan lemas..
"sakiiiiit.." katanya lagi sambil memegang kepalanya.. Saya hanya bisa memintanya Sabar.. Dita kemudian masuk ruangan untuk melihat keadaan Sri, tangannya memegang pinggangnya yang masih sakit. Ia keluar lagi, dan aku kembali berdua dengan Sri.. Sri tertidur lagi. Oh iya, ruangan itu cukup besar. Di ruangan itu bukan cuma kami berdua tapi ada orang lain...tepatnya bapak-bapak yang baru abis tabrakan.. Saya melihat darahnya di bersihkan.. hidungnya di beri oksigen.. tangannya yang di infus.. dan mengeluarkan kata-kata kotor yang tidak ingin saya dengar. Sangat berbeda dengan Sri..yang tadi hanya mengucapkan "Astagfirullah.. Ya Allah.." ketika ia kesakitan..

Petugas UGD bertanya lagi kepada saya.. "Keluarganya mana? Apa kerjaan bapaknya?" Kemudian saya menjawab bahwa keluarganya sedang diberitahukan tentang keadaan Sri sekarang, mungkin sedang menuju kesini. Kemudian saya menjelaskan pekerjaan bapaknya. Tanyanya lagi "di rumahnya ada askes??" Saya kurang tau Pak,kata saya. Kemudian petugas tersebut membangunkan Sri dengan menggoyangkan pundaknya, "Sri, dirumahnya ada askes ga?" Sri yang tiba-tiba terbangun hanya melotot dan tidak menjawab apa-apa. Pertanyaan di ulang dua kali dan lagi-lagi Sri tidak menjawab.. Astagfirulloh..masih aja sempat tanya pasien lagi istirahat gitu.. sebel Щ(ºДºщ) Yaudah,kata saya, mending nunggu keluarganya..

Tidak berapa lama, mamanya masuk ruangan.. "ih.. anak.." berdiri lama dan terlihat lulutnya seperti ditahan oleh batu..berat melangkah untuk lebih dekat dengan anaknya itu.. "ih anak..." katanya lemas.. Ga terasa saya terisak..dan tidak bisa menahan air mata lagi.. Saya keluar karena tidak berani menunjukkan wajah saya di depan Sri.. Ingin sekali memeluk mamanya Sri.. Sabar..saya tau apa yang engkau rasakan.. :'(

Setelah proses panjang.. Sri akhirnya di letakkan di ruangan bedah.. bukan untuk di bedah si, tapi untuk tempat istirahat sementara aja untuk melihat keadaan Sri lebih lanjut.. Saya dan mamanya Sri pergi ke rumahnya Sri untuk membawa bantal, guling, kain dan segala macam yang diperlukan untuk rawat inap.. Saya di bonceng Fauzan, dan mamanya Sri bersama Aan..

Ketika ngumpul di ruang bedah itu lagi, saya melihat mamanya Sri yang masih mengatur posisi Sri. Saya meminta beliau untuk sholat ashar. Tapi, beliau malah menyuruh saya untuk sholat dulu.. Yasudah, saya kemudian sholat duluan ke mushollah belakang. Sementara teman-teman lain yang sudah sholat ada duduk-duduk di dalam ruangan. Ketika selesai sholat, mamanya Sri kemudian sholat. Gantian.. kini saya yang mengurus Sri lagi.. Ahh..dia muntah lagi mamen.. :'(

Fauzan mengingatkan saya lagi bahwa nanti malam saya harus berangkat.. Sudah jam 5.. Huhu..bagaimana saya bisa tenang dalam keadaan seperti ini.. Sahabat saya sedang melawan sakitnya, mamen..Щ(ºДºщ) Karena Fauzan tau kalau saya tidak mungkin bisa pamit dengan mamanya Sri, dia lah yang mengatakan itu kepada mamanya Sri. "Bu..maaf, kayanya saya harus nganter Adhe ke rumahnya, ntar malam Adhe berangkat ke Bandungnya.."
Mamanya Sri: "Oh..iya kalo gitu, makasi.. hati-hati Dhe.." Dan saya pun pamit dan mencium tangannya. Saya kemudian melihat Sri..seraya berdoa dalam hati.. Saya ingin sekali melihat senyumnya lagi.. CEPAT SEMBUH SRI!!!!!!! :'(
Saya juga pamit dengan teman-teman yang sudah ada di luar ruangan. Saya kemudian bertemu dengan bapaknya Sri, dan Fauzan kembali mengatakan hal yang tadi. Beliau kemudian berkata, "Yaudah Dhe, hati-hati ya..". Saya merasa bersalah dalam hati..pengin berteriak MAAF sekencang-kencangnya.. huhu :'(

Oh iya.. saya mendengar cerita teman-teman yang melihat kejadian (waktu itu saya tidak berani melihat Sri.. saya takut nerima kenyataan aja..heu), katanya memang ketika kepalanya membentur aspal, ia memang terdiam. Tapi setelah mulai di angkat untuk dimasukkan ke dalam puskestu itu, Sri mengalami kejang-kejang yang cukup hebat. badannya terguncang keras.. Bisa dibayangkan.. :'( Dan Dita juga seperti itu awalnya.

Akhirnya.. malamnya saya berangkat..jam 9.. dengan hati tak tenang..

Hari Selasa, tanggal 6.. saya mendapat kabar dari teman-teman kalau Sri dirujuk ke RS di Mataram..untuk operasi.. karena pendarahan. Lupa, tanggal 6 atau tanggal 7nya operasinya. Alhamdulillah dapat kabar dari teman-teman juga bahwa  operasinya berjalan lancar..  Tanggal 8nya itu saya menghubungi bapaknya Sri, menanyakan keadaan Sri.. Katanya, masih di Mataram, di rumah sakit, dan kemarin baru di operasi. Bapaknya Sri kemudian memberi HPnya kepada Sri.. dan Sri pun berbicara dengan saya.. "Eeee...saiy singen mu??" (Siapa namamu..). Aku hanya menjawab Adhe.. ternyata ia hanya bisa berbahasa Sumbawa, sedangkan saya tidak terlalu bisa, hanya mampu mengerti :( "Sri..pa boat??" (Sri..lagi apa?) Dia kemudian menjawab, "Eee...saiy singen mu.. Bleng neh..saiy singenmu.. Oweeeee.." (Eh, siapa namamu.. kasih tau lah namamu siapa..) Terus-terusan ngomong gitu.. :'(

Besoknya bapaknya menghubungi saya lagi, ternyata teleponnya di kasih ke Sri.. "Halo... Adhe.. Adheeeeee bapak... Adheee bapak... Adheee... Bapak sakit bapak.. sakiiiiiiit bapak..." kata Sri.. :'(
Saya langsung memanggil Sri..dan ia tidak merespon saya.. dia terus-terusan memanggil nama saya. "Sri.. lagi apa?" Dan dia menangis memanggil nama saya.. lalu reda lagi, dan mengatakan Adhe.. halo adhe.. Adhe bapak... seperti itu seterusnya.. :'( Lama..dan kemudian telepon dimatikan, karena ia harus istirahat lagi.. Sedihhhh.. :'(

Kemarin dengar kabar dari teman terbaikku lagi, Ony.. Dia cerita, ketika ia dan yang lainnya pergi ngejenguk Sri.. Sri yang kembali belajar membaca, menulis.. Bukan lupa sepenuhnya, tapi masih mencoba mengingat-ngingat. Dan ia menulis nama-nama teman SMA.. misalnya menulis kata JAKA, ia menulisnya JAYA.. hanya kesalahan beberapa huruf. Kalau pengucapan juga tidak terlalu buruk..misalnya mengingat Rama, ia mengatakan Rema..seperti itu. Nah, waktu itu Sri bertanya tentang anak lainnya.. Kemudian Ony menulis nama saya di kertas itu "ADE" dan Sri langsung mengambil kertas itu dan meletakkan huruf H ditengahnya.. jadi "ADHE".. heu :'( Kamu masih ingat Sri.. Alhamdulillah..:'( Sayangnya aku tidak di sana sekarang buat bantu ingatanmu..
sayang sekali.. Padahal saya yang paling sering bersamamu.. :'(

SEMOGA CEPAT SEMBUH.. SAHABATKU...

Ini..ketika masih di ruang bedah.. Masih menunggu senyumnya lagi.. (⌣́_⌣̀)

No comments:

Post a Comment