Ku jejaki malam pekat
bersama mata terikat
Sunyi tanpa simponi
hanya alunan degup jantung,
menderu,
namun terdengar sumbang
di gerogoti beribu tanya di hati
dan harapan yang tak henti..
Pemilik raut wajah itukah yang menjadi jawaban atas doaku ?
Kian larut..
Sang waktu semakin melaju
Harapanku telah mengurangi pacu jantungku
Tapi masih berkawan dengan ribuan tanya
Mampukah ia bertahan sepertiku ?
yang tak pernah bosan untuk menunggu..
Untukmu..
Jangan salahkan waktu
Jika akhirnya kau menyesal dengan pilihan yang memaksamu
Karena aku sadar.. Tuhan lebih tahu,
jaln terbaik untuk mengantarmu padaku..
No comments:
Post a Comment