Pages

Friday, November 1, 2019

Pendapat Aku tentang Baby Blues

Betul..kalau melihat kasus baby blues yang berseliweran di tv, saya setuju kalau pembunuh sebenarnya adalah nyinyiran orang-orang dan orang terdekat yg tidak pengertian.. naudzubillahiminzalik. Dulu sebelum hamil, saya banyak baca dan dapat info kalau orang hamil itu bawaannya sensitif dan baperan dan setelah melahirkan bisa lebih parah bapernya. Saya share ke suami, dan Alhamdulillah selama kenal suami (sejak 10th yang lalu), ia selalu jadi partner dan pendengar terbaik. Alhamdulillah selama hamil juga, saya selalu berusaha untuk sadarrr kalau saya HARUS terima yang baik-baik, mikir yang baik-baik demi anak saya. Pernah sesekali baper, karna urusan gawe misalnya, tapi setelah sadar sedang hamil, mood bisa kembali biasa dan kalau emosi kadang langsung menyesal dan minta maaf ke anak sambil elus perut. Otak rasanya di reminder terus untuk harus pandai kelola pikiran dan hati, diusahakan ke mood happy terus. Kalau semua ucapan orang yang buruk-buruk juga diterima, lalu kapan bahagianya hidup kita? Bagi saya, pilihan satu-satunya adalah tutup telinga bwakakakak. Kalau terlanjur dengar, kalo salah usahakan dilurusin, kalau malas debat lebih baik didiemin. Tapi..tidak semua orang bisa seperti itu. Reaksi setiap orang yang dinyinyirin itu tidak sama, dan yang terbaik adalah menjaga lisan masing-masing. Tidak ada yang sempurna, saya yakin setiap ibu sudah melakukan yang terbaik untuk semuanya, termasuk anaknya.

No comments:

Post a Comment